Minggu, 02 Agustus 2015

SEJARAH Perang Dingin (Kompetensi Awal)

SEJARAH

Perang Dingin 

Kompetensi Awa

1. Apa yang kamu ketahui tentang Perang Dingin?
   Jawab :
   Perang dingin adalah ketenggangan dan kompetisi antara Amerika Serikat (beserta sekutu Blok Barat, yaitu Prancis, Inggris, Belanda, Luksemburg, Belgia, Kanada, dan Nerwegia) dengan Uni Soviet (beserta sekutu Blok Timur, yaitu Vietnam, Kuba, Jerman Timur, dan Korea Utara). Terjadi pada tahun 1947 hingga 1991.
    Hal tersebut terjadi karena faktor penyebaran idelogis dan perbedaan paham, persaingan kekuasaan, persaingan militer dan pertahanan, serta persaingan IPTEK.

2. Pernahkah kamu mendengar kata NATO dan Pakta Warsawa?
    Jawab :
    Yah pernah (Setelah Baca buku)  

3. Apa hubungan antara Perang Dingin dengan NATO dan Pakta Warsawa?
    Jawab :
    NATO dan Pakta Warsawa merupakan organisasi pertahanan yang dibuat AS dan US pada era Perang Dindin.

4. Bagaiman peran negara kita dalam menanggapi Perang Dingin?
    Jawab : 
    Pada realitasnya Indonesia yang pada tahun 1965 pernah mengalami pemberontkan komunis lebih condong sedikit ke Blok Barat dan Indonesia sangat berperan dalam "balance of power" di kawasan Asia Tenggara (ASEAN).

5. Coba uraikan pendapatmu tentang dampak adanya Perang Dingin?
    Jawab :
    Dengan adanya Perang Dingin tersebut kita dapat lebih mengetahui tentang ilmu keruang angkasaan.    
   

Senin, 13 April 2015

Periode Klasik Sejarah Islam



PERIODE KLASIK SEJARAH ISLAM




KELOMPOK 1
SALFIAH MANSYUR
HIKMA ARSYAD
ALDI ABDULLAH

KELAS XI IIS 2
SMA NEGERI 1 POLEWALI
TAHUN AJARAN 2014-2015
 
 

KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat serta karunia-Nya kepada kami sehingga kami berhasil menyelesaikan Makalah ini yang alhamdulillah tepat pada waktunya yang berjudul “PERIODE KLASIK SEJARAH ISLAM

            Makalah ini berisikan tentang informasi
tentang Fase Ekspansi, Integrasi (650-1000), yang terbagi atsa sub  Khilaf Rasyidah, Khilafa Bani Umayyah, Khilafah Bani Abbas.  Fase Disintegrasi (1000-1250), Dinasti-Dinasti yang Memerdekakan Diri dari Baghdad,  Perebutan Kekuasaan di Pusat Pemerintahan, Perang Salib, Sebab-Sebab Kemunduran Pemerintah Bani Abbas

      Kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna, oleh karena itu kritik dan saran dari semua pihak yang bersifat membangun selalu kami harapkan demi kesempurnaan makalah ini.

            Akhir kata, kami sampaikan terima kasih kepada semua pihak yang telah berperan serta dalam penyusunan makalah ini dari awal sampai akhir. Semoga Allah SWT senantiasa meridhai segala usaha kita. Amin.




                                                                                                                                                Polewali, 05 April 2015

                                                                                                            Kelompok 1







Daftar Isi

Kata Pengantar                                                                                                                       ii
Daftar Isi                                                                                                                                 iii
BAB I PENDAHULUAN                                                                                                     1
A.    Latar Belakang                                                                                                                  1
B.     Rumusan Masalah                                                                                                             1
C.     Tujuan                                                                                                                               1
BAB II PEMBAHASAN                                                                                                      2
A.    Fase Ekspansi, Integrasi (650-1000)                                                                                 2
1.      Khilaf Rasyidah                                                                                                          2
2.      Khilafa Bani Umayyah                                                                                               3
3.      Khilafah Bani Abbas                                                                                                  4
B.     Fase Disintegrasi (1000-1250)                                                                                          6
1.       Dinasti-Dinasti yang Memerdekakan Diri dari Baghdad                                           6         
2.      Perebutan Kekuasaan di Pusat Pemerintahan                                                             7
3.      Perang Salib                                                                                                                8
4.      Sebab-Sebab Kemunduran Pemerintah Bani Abbas                                                   9

BAB III PENUTUP                                                                                                               10
A.    Kesimpulan                                                                                                                 10


BAB I PENDAHULUAN
A.    Latar Belakang
Islam yang diwahyukan kepada Nabi Muhammad SAW telah membawa bangsa Arab yang semula terbelakang, bodoh, tidak terkenal dan diabaikan oleh bangsa-bangsa lain, menjadi bangsa yang maju. Ia dengan cepat bergerak mengembangkan dunia, membina satu kebudayaan dan peradaban yang sangat penting artinya dalam sejarah manusia hingga saat ini. Bahkan kemajuan Barat pada mulanya bersumber dari peradaban Islam yang masuk ke Eropa melalui Spanyol. H.A.R. Gibb dalam bunkunya Whitter Islam menyatahkan, “Islam sesungguhnya lebih dari sekedar sebuah agama, ia adalah sebuah peradaban yang sempurna”.
      Sejarah peradaban Islam dibagi menjadi 3 periode klasik, pertengahan dan modern. Pada periode klasik kebudayaan dan peradaban Islam identic dengan kebudayaan dan peradaban Arab sejalan dengan dominasi bangsa Arab dalam pemerintahan dan bahasa. Pada periode berikutnya, mulai terjadi perubahan-perubahan signifikan dengan muncul dan berkembangnya  beberapa pradaban Islam. Sampai saat ini, tercatat empat kawasan pengaruh kebudayaan Persia, kawasan pengaruh kebudayaan Turki dan kawasan pengaruh kebudayaan India-Islam yang selalu menjadi objek kajian ke-Islaman kontemporer.

B.     Rumusan Masalah
1.      Bagimana perjalanan Islam pada periode klasik?
2.      Bagaimana proses Islam pada fase ekspansi, Integrasi?
3.      Bagaimana perjalanan islam pada fase disintegrasi?  

C.    Tujuan
Tujuan dari pembutan makalah ini antaralain sebagai berikut :
1.      Megetahui perjalanan Islam pada periode klasik
2.      Megetahui proses Islam pada fase ekspansi, Integrasi
3.      Mengetahui proses perjalanan Islam pada fase disintegrasi



BAB II PEMBAHASAN
PERIODE KLASIK SEJARAH ISLAM
A.    Fase Ekspansi, Integrasi (650-1000)
1.      Khilaf Rasyidah
Setelah Nabi Muhammad Saw. Abu Bakar terpilih mengantikan Rasulullah sebagai pemimpik poliitik unat Islam. Abu Bakar disebut Khalifah Rasulillah (Pengganti Rasulullah), beliau menjadi khalifah selama dua tahun. Masa singkat itu habis untuk menyelesaikan persoalan dalam negeri terutama tantangan yang ditimbulkan oleh suku-suku bangsa Arab yang tidak mau tunduk lagi kepada pemerintahan Madinah.   
            Ketika Abu Bakar sakit dan merasa ajalnya sudah dekat, ia bermusyawarah dengan parah sahabat, dan kemudian mengankat Umar sebagai penggantinya dengan maksud untuk mencegah kemungkinan terjadinya perselisihan dan perpecahan dikalangan umat Islam. Di zaman Umar gelombang ekspansi ( perluasan daerah kekuasaan) pertama terjadi, ibu kota Syria, Damaskus, jatuh tahun 635 M dan setahun kemudian, setelah tentara Banzantium kalah di pertempuran Yarmuk, seluruh daerah Syria jatuh ke bawah kekuasaan Islam. Karena perluasan daerah terjadi dengan cepat, Umar segera mengatur administrasi Negara dengan mencontoh administrasi yang sudah berkembang terutama di Persia. Unruk menjaga keamanan dan ketertiban, jawatan polisi dibentuk. Demikian pula jawatanpekerjaan umum. Umar juga mendirikan Bait al-Mal, menempa mata uang, dan menciptakan tahun hijriah.
            Umar memerintah selama sepuluh tahun. Ia wafat dibunuh oleh seorang budak dari Persia bernama Lu’lu’ah. Sebagai pengantinya menunjuk Usman sebagai khalifah. Di masa pemerintahan Usman (644-655 M), Armenia, Tunisia, Cyprus, Rhodes dan bagian yang tersisa dari Persia, Transoxania, dan Tabaristan berhasil direbut. Ekspansi Islam pertama berakhir di sini. Pemerintahan Usman berlangsung selama 12 tahun. Pada paroh terakhir masa khalifannya, muncul perasaan tidak puas dan kecewa di kalangan umat Islam terhadapnya. Salah satu factor rakyat kwcewa karena kebijaksanaannya mengankat kelurga kedudukan tinggi.
Setelah Usman wafat, masyarakat beramai-ramai membaiat Ali bin Abi Thalib sebagai khalifa. Ali memerintah hanya enam tahun. Selama masa pemerintahannya, ia menghadapi berbagai pergolakan. Tidak lama setelah itu, Ali bin Abi Thalib menghadapi pemberontakan Thalhah, Zubair, dan Aisyah. Alasan mereka, Ali tidak mau menghukum para pembunuh Usman dan mereka menuntut bela terhadap darah Usman yang telah ditumpahkan secara zalim. Kedudukan Ali sebagai khalifa kemudian dijabat oleh anaknya Hasan selama beberapa bulan. Namun, karena Hasan ternyata lemah, sementara Mu’awiyah semakin kuat, maka Hasan membuat perjanjian damai. Perjanjian ini dapat mempersatukan umat Islam kembali dalam satu kepemimpinan polotik, di bawah Mu’awiyah bin Abi Sufyan.
Mulai dari masa Abu Bakar sampai Ali dinamakan periode Khilafah Rasyidah. Para khalifanya disebut al-Khulafa’ al-Rasyidum, (khalifah-khalifah yang mendapat petunjuk). Ciri masa ini adalah para khalifah betul-betul menurut teladan nabi. Mereka dipilih melalui proses musyawarah, yang dalam istilahnya sekarang disebut demokratis. Setelah periode ini, pemerintahan Islam berbentuk kerajaan. Kekuasaan diwarisi secara turun temurun. Selain itu, seorang khalifah pada masa khilafah Rasyidah, tidak pernah bertindak sendiri ketika Negara menghadapi kedulitan. Merekamselalu bermusyawarah dengan pembesar-pembesar yang lain. Sedangkan, khalifah-khalifa sesudahnya sering bertingdak otoriter.
2.      Khilafa Bani Umayyah
Memasuki masa kekuasaan Muawiyah menjadi awal kekuasaan Bani Umayyah,c pemerintahan yang bersifat demokratis berubah menjadi monarchiheridetis (kerajaan turun temurun). Kekhalifahan Muawiyah diperoleh melalui kekerasan, diplomasi, dan tipu daya, tidak dengan pemilihan atau suara terbanyak.
Kekuasaan Bani Umayyah berumur 90 tahun. Ibu kota Negara dipindahkan Muawiyah dari Madinah ke Damaskus, tempat ia berkuasa sebagai gubernur sebelumnya. Khalifah-khalifa besar dinasti Bani Umayyah ialah Muawiyah bin Abi Sufyan (661-680), Abd Al-Malik bin Marwan (685-705 M), Al-Walid bin Abdul Malik (705-715 M), Umar bin Abd al-Aziz (717-720 M), dan Hasyim bin Abd Al-Malik (724-743 M).
Ekspansi ke barat secara besar-besaran dilanjutkan di zaman Al-Walid bin Abdul Malik. Masa pemerintahan Walid adalah masa ketenteraman, kemakmuran, dan ketertiban. Umat Islam merasa hidup bahagia. Dengan keberhasilan ekspansi ke beberapa daerah, baik di Timur maupun Barat, wilayah kekuasaan Islam masa Bani Umayyah ini betul-betul sangat luas. Daerah-daerah itu meliputi Spanyol, Afrika Utara, Syria, Palestina, Jazirah Arabia, Irak, sebagian Asia Kecil, Persia, Afganistan, daerah yang sekarang disebut Pakistan, Purkmenia, Uzbek, dan Kirgis di Asia Tengah. 
Meskipun keberhasilan banyak dicapai dinasti ini, namun tidak berarti bahwa politik dalam negeri dapat dianggap stabil.ketika Yazid naik tahta, sejumlah tokoh terkemuka di Madinah tidak mau menyatahkan setia kepadanya. Yazid kemudian mengirim surat kepada gubernur Madinah, memintanya untuk memaksa penduduk mengambil sumpah setia kepadanya. Dengan cara ini, semua orang terpaksa tunduk, kecuali Husein bin Ali dan Abdullah bin Zubair.
Hubungan pemerintah dengan golongan oposisi membaik pada masa pemerintahan Khalifah Umar bin Abd Al-Aziz. Ketika dinobatkan sebagai Khalifah, dia menyatahkan bahwa memperbaiki dan meningkatkan negeri yang berbeda dalam wilahya Islam lebih baik daripada menambah perluasannya. Sepeninggalan Umar bin Abd Al-Aziz, kekuasaan Bani Umayyah berada di bawah khalifa Yazid bin Abd Al-Malik. Penguasa yang satu ini terlalu gandrung kepada kemewahan dan kurang memperhatikan kehidupan rakyat.    
Sepeninggalan Hisyam bin Abd Al-Malik, khalifah-khalifa Bani Umayyah yang tampil bukan hanya lemah tetapi juga bermoral buruk. Hali ini makin memperkuat golongan oposisi. Akhirnya pada tahun 750 M, daulat Umayyah digulingkan Bani Abbas yang bersekutu dengan Abu Muslim Al-Khurasani.
3.      Khilafah Bani Abbas
Kekuasaan dinasti Bani Abbas atau khilafa Abbasiyah, sebagaimana disebutkan, melanjutkan kekuasaan dinasti Bani Umayyah. Dimana khilafah Abbasiyah karena para pendiri dan penguasan dinasti ini adalah keturunan Al-Abbas paman Nabi Muhammad Saw. Dinasti Abbasiyah didirikan oleh Abdullah Al-Saffah bin Muhammad bin Ali bin Abdullah bin Al-Abbass. Kekuasaan berlangsung dalam rentang waktu yang panjang, dari tahun 132 H (750 M) s.d 656 H (1258 M). selama dinasti ini berkuasa, pola pemerintahan yang diterapkan berbeda-beda sesuai dengan perubahan politik, sosial, dan budaya. Berdasarkan perubahan pola pemerintahan dan politik itu, para sejarawan biasanya membagi masah pemerintahan Bani Abbas menjadi lima periode:
a.       Periode Pertama (132 H/750 M – 232 H/847 M), disebut periode pengaruh Persia pertama.
b.      Periode Kedua (232 H/847 M – 334 H/945 M, disebut masa pengaruh turki pertama.
c.       Periode Ketiga (334 H/945 M – 447 H/1055 M), masa kekuasaan dinasti Buwaih dalam pemerintahan khalifah Abbasiyah. Periode ini disebut juga masa pengaruh Persia kedua.
d.      Periode Keempat (447 H/1055 M – 590 H/1194 M), masa kekuasaan dinasti Bani Seljuk dalam pemerintahan khalifah Abbasiyah, biasanya disebut juga dengan masa pengaruh Turki kedua.
e.       Periode Kelima (590 H/1194 M – 656 H/1258 M), masa khalifa bebas dari pengaruh dinasti lain, tetapi kekuasaannya hanya efektif di sekitar kota Bagdad.       
Dalam periode ini banyak tantangan dan gerakan politik yang menggangu stabilitas, baik dari kalangan Bani Abbas sendiri maupun dari luar. Gerakan-gerakan itu seperti geraka sia-sia Bani Umayyah dan kalangan intel Bani Abbas, revolusi al-Khawajir di Afrika Utara, gerakan Zindik di Persia, gerakan Syi;ah, dan onflik antarbangsa serta alirang pemikiran keagamaan, semuanya dapat dipadamkan.
Disamping itu, ada pula ciri-ciri menonjol dinasi Bani Abbas yang tak terdapad di zaman Bani Umayyah. (1) dengan berpindahnya ibu kota ke Baghdad, pemerintah Bani Abbas menjadi jauh dari pengaruh Arab. (2) dalam penyelenggaraan Negara, pada masa Bani Abbasa ada jabatan wasir, yang membawahi kepala-kepala depertemen. (3) ketentaraan fropesional baru terbentuk pada masa pemerintahaan Bani Abbas.
Dalam bidang pendidikan, misalnya di alwa Islam, lembaga pendidikan terdiri dari dua tingkat yaitu:
a.       Maktab/Kuttab dan masjid.
b.      Tingkat pendalaman dalam ilmunya.
Pengaruh gerakan terjemahan terlihat dalam perkembangan ilmu pengetahuan umum, terutama di bidang astronomi, kedokteran, filsafat, kimia, dan sejarah.




B.     Fase Disintegrasi (1000-1250)
Dari dua belas khalifah pada periode kedua ini, hanya empat orang yanf wafat dengan wajar, sebaliknya, kalau bukan dibunuh, mereka diturunkan dari tahta dengan paksa. Wabah khalifah merosok tajam. Setelah tentara turki itu lemah dengan sendirihnya, di daerah-daerah muncul tokoh-tokoh kuat, yang kemudian nemerdkakan diri dari kekuasaan pusat, mendieikan dinasti-dinasti kecil. Inilah permulaan masa disintegrasi dalam sejarah politik Islam.     
1.      Dinasti-Dinasti yang Memerdekakan Diri dari Baghdad
Disintegrasi dalam bidang politik sebenarnya sudah mulai terjadi di akhir zaman Banu Umayyah. Akan tetapi, berbicara tentang politik Islam dalam lintas sejarah, akan terlihat perbedaan antara pemerintahan Bani Umayyah dengan pemerintahan Banu Abbas.
Dinasti-dinasti yang lahir dan melepaskan diri dari kekuasaan Baghdad pada masa khilafah Abbasiyah, di antaranya adalah:
a.       Yang berbangsa Persia:
1)      Thahiriyyah di Khurasan, (205-259 H/820-872 M).
2)      Shafariyah di Fars, (254-290 H/868-901 M).
3)      Samaniyah di Transoxania, (261-389 H/873-998 M).
4)      Sajiyyah di Arzebaijan, (266-318 H/878-930 M).
5)      Buwaihiyyah, bahkan menguasai Baghdad, (320-447 H/932-1055 M).
b.      Yang berbangsa Turki:
1)      Thuluniyah di Mesir (254-292 H/837-903 M).
2)      Ihksyidiyah di Turkistan, (320-560 H/932-1163 M).
3)      Ghaznawiyah si Afghanistan, (351-585 H/962-1189 M).
4)      Dinasti Seljuk dan cabang-cabangnya:
a)      Seljuk besar atau Seljuk Agung ( 429-522H/1037-1127 M).
b)      Seljuk Kirman di Kirman, (433-583 H/1040-1187 M).
c)      Seljuk Syria atau Syam di Syria, (487-511 H/1094-1117 M).
d)     Seljuk Rum atau Asia kecil di Asia Kecil, (470-700 H/1077-1299 M).
c.       Yang berbangsa Kurdi:
1)      Al-Barzuqani, (348-406 H/959-1015 M).
2)      Abu Ali, (380-489 H/990-1095 M).
3)      Ayubiyah, (564-648 H/1167-1250 M).
d.      Yang berbagsa Arab:
1)      Idrisiyyah di Marokko, (172-375 H/788-985 M).
2)      Aghabiyyah di Tunisia (184-289 H/800-900 M).
3)      Dulafiyah di Kurdistan, (210-285 H/825-898 M).
4)      Alawiyah di Tabaristan, (250-316 H/864-928 M).
5)      Hamdaniyah di Aleppo dan Muashil, (317-394 H/929-1002 M).
6)      Mazyadiyyah di Hillah, (403-545 H/1011-1150 M).
7)      Ukaliyyah di Maushil, (386-489 H/996-1095 M).
8)      Mirdasiyyah di Aleppo, (414-472 H/1023-1079 M).
e.       Yang mengaku dirinya sebagai khilafah:
1)      Umawiyah di Spanyol.
2)      Fathimiyah di Mesir.         
Factor-faktor penting yang menyebabkan kemunduran Bani Abbas pada periode ini, sehingga banyak daerah memerdekakan diri, adalah:
a.       Luasnya wilayah kekuasaan daulat Abbasiyah sementara komunikasi pusat dengan dengan daerah sulit dilakukan.
b.      Dengan pfrofesionalisasi angkatan bersebjata, keberuntungan khalifa kepada mereka sangat tinggi.
c.       Keuangan Negara sangat sulit karena biaya yang dikelurkan untuk tentara bayaran sangat besar.
2.      Perebutan Kekuasaan di Pusat Pemerintahan
Factor lain yang menyebabkan peran politik Bani Abbas menurun adalah perbuatan kekuasaan di pusat pemerintah. Hal ini sebenarnya juga terjadi pada  pemerintahan-pemerintahan Islam sebelumnya. Tetapi, apa yang terjadi pada pemerintah Abbasiyah bebrbeda dengan yang terjadi sebelumnya. 
Pada masa Alp Arsenal, ilmu pengetahuan dan agama mulai berkembang dan mengalami kemajuan pada zaman Sultan Malik-syah yang dibanto oleh perdana mentrinya Nizham Al-Mulk. Perhatian pemerintah terhadap perkembangan ilmu pengetahuaan melahirkan banyak ilmuwan Muslim pada masanya. Di antara mereka adalah Al-Zamakhsyari dalam bidan tafsir, bahasa, dan teologi; Al-Qusyairy dalam bidang tafsir; abu Hamid al-Ghazali dalam bidang teologi; dan Farid Al-Din Al-’Aththar dan Umar Khayam dalam bidang sastra.
3.      Perang Salib
Sebagaimana telah disebutkan, peristiwa penting dalam gerakan ekspansi yang dilakukan oleh Alp Arsenal adalah peristiwa Manzikart, tahun 646 H (1071 M). tentara Alp Arsenal yang hanya berkekuatan 15.000 prajurit, dalam peristiwa ini berhasil mengalahkan tentara Romawi, Ghuz, Al-Akraj, Al-Hajr, Prancis, dan Armenia. Peristiwa besar ini menanamkan benih permusuhan dan kebenciang orang-orang Kristen terhadap umat Islam, yang kemudian mencetus Perang Salib. Perang ini kemudian dikenal dengan nama perang salib, yang terjadi dalam tiga periode.
a.       Periode pertama
Pada periode ini Raja Mesir dari dinasti Ayyubiyah Al- Malik Al-Kamil, membuat perjanjiang dengan Frederick, yang berisi Frederick bersedia melepaskan Dimyat sementara Al-Malik Al-Kamil melepaskan Palestina. Dalam perkembangan berikutnya Palestina direbut kembali oleh kaum Muslim tahun 1247 M.  
b.      Periode kedua
Imaduddin Zanki, penguasa Moshul, dan Irak, berhasil menaklukkan kembali Aleppo, Hamimah, dan Edess pada tahun1144 M. Namun, ia wafat tahun 1146 M. Tugasnya dilanjutkan oleh putranya, Nuruddin Zanki. Nuruddin berhasil merebut kembali Antiochea pada tahun 1149 M dan pada tahun 1151 M seluruh Edessa dapatdirebut kembali. Jatuhnya Yerussalem ketangan kaum Muslimin sangat memukul perasaan tentara salib. Mereka pun menyusun rencana balasan.    
c.       Periode ketiga
Tentara Salib pada periode ini dipimpin oleh raja Jerman, Frederick II. Kali ini mereka berusaha merebut Mesir lebih dahul sebelum ke Palestina, dengan harapan dapat bantuan dari orang-orang Kristen Qibthi. Pada tahun 1219 M, mereka berhasil menduduki Dimyat. Pada masa merekalah Akka dapat direbut kembali oleh kaum Muslimin, tahun 1291 M. demikianlah, perang salib yang berkobar di Timur. Perang ini tidak berhenti di Barat, di Spanyol, sampai uamt Islam terusir dari sana.


4.      Sebab-Sebab Kemunduran Pemerintah Bani Abbas
Beakhirnya kekuasaan dinasti Seljuk atas Baghdad atau Khalifah Abbasiyah merupakan awal dari periode kelimah. Pada periode ini, khalifa Abbasiyah tidak lagi berada dibawah kekuasaan suatu dianti tertentu, walaupun banyak sekai dinasti Islam berdiri. Ada di antaranya yang cukup besar, namun yang terbanyak adalah diansti kecil.
Di samping kelemahan khalifa, banyak factor lain yang menyebabkan khilafah Abbasiyah menjadi mundur, masing-masing factor tersebut saling berkaitan satu sama lain. Beberapa di antaranya adalah sebagai berikut:
a.       Persaingan antarbangsa
b.      Kemerosotan ekonomi
c.       Konflik keagamaan
d.      Ancaman dari luar














BAB III PENUTUP

A.    Kesimpulan
Demikianlah kemajuan politik dan kebudayaan yang pernah dicapai oleh pemerintah islam pada masa klasik, kemajuan yang tidak ada tandingannya dikalangan itu. Pada masa ini, kemajuan politik berjalan seiring dengan kemajuan peradaban dan kebudayaan, sehingga islam mencapai masa kemasan, kejayaan, dan kegemilangan. Masa kemasan ini mencapai puncaknya terutama pada masa kekusaan bani abbas periode pertama. Namun sayang, setelah periode ini berakhir, islam mengalami masa kemunduran.